Akhirnya jam pulang
kantor pun tiba, saya pun biasa menunggu di halte. Ketika bus berhenti di depan
saya, ada seorang nenek tua turun. Lalu, nenek itu pun duduk di sebelah saya. “ Semoga, sore ini saya tidak menunggu bus
terlalu lama”, kata nenek tua itu tersenyum kepada saya. Lalu ketika saya
bertanya bus apa ditunggunya, sungguh amat terkejutnya saya, karena ternyata
nenek tersebut baru saja turun dari bus yang ditunggu-tunggunya.
Melihat wajah saya yang
penuh heran, lalu sang nenek berkata, “
ketika saya berada di bus tersebut, ada pemuda cacat naik dan tak satupun orang
yang memberikannya tempat duduk. Lalu saya berpura-pura turun dari bus
tersebut. Hal ini saya lakukan agar pemuda cacat itu bisa duduk tanpa merasa
malu. Karena saya berpikir akan masih ada bus lain yang lewat “, jelas
nenek tua kepada saya.
Ketika Anda berbuat
kebaikan, ada kalanya Anda harus melakukannya tanpa merendahkan orang lain.
Setiap kebaikan membutuhkan pengorbanan. Seperti nenek tua di atas. Ia akan
menghabiskan banyak waktu untuk menunggu bus lain bahkan harus mengeluarkan
biaya lebih untuk naik bus. Namun, ketika kebaikan tersebut dilakukan dengan
penuh Kasih maka akan ada damai sejahtera dan sukacita setelah melakukannya.
Ulangan
15 : 7
Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu tempatmu di negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu.
Sumber : Buku Be A Great Fighter hal 54-55/jawaban.com by tiur